Ada pertanyaan yang muncul (bahkan mungkin ini menjadi pertanyaan pertama) ketika seseorang ingin belajar filsafat. Pertanyaan itu adalah apakah manfaat dari belajar filsafat?
Terkadang
ada yang berpandangan curiga bahkan sinis terhadap filsafat. Terlepas dari
pelbagai pandangan-pandangan tersebut, seperti yang lain, belahjar filsafat pun
pada dasarnya juga dapat memberi manfaat (bahkan tidak sedikit). Manfaat
belajar filsafat tersebut dapat dilukiskan seperti ini.
Para
filsuf pada galibnya setuju bahwa mencari dan memiliki pengetahuan (termasuk
filsafat) ialah nilai terpenting di anatara tujuan-tujuan lain. Adapun “tujuan
pertama” ini bukan berarti tidak berkaitan sama sekali dengan manfaat praktis.
Karena, walaupun filsafat acap dinyatakan terlalu abstrak, mengawang atau tidak
membumi, namun filsafat sebenarnya mempunyai manfaat praktis yang cukup luas
dan berjangka panjang. Perhatikan saja, banyak sekali pemikiran filsafat yang
awalnya dianggap sebagai abstrak atau tanpa manfaat praktis, dalam perkembangan
berikutnya ternyata memberikan manfaat praktis yang luar biasa. Umpamanya
adalah teori atom Demokritos dan Leucippos, sekarang bisa diwujudkan dalam
bentuk energy atom atau nuklir yang luar biasa. Contoh lain adalah konsepsi-konsepsi
filsuf tentang Negara, keadilan, demokrasi, dam hak rakyat (yang telah
dikemukakan oleh Aristoteles, Plato, Locke atau Rousseau) di mana pemikiran
para filsuf itu telah memberikan sumbangsih luar biasa bagi revolusi Prancis
dan konstitusi Amerika. Mesti diakui bahwa pandangan ilmiah, prinsip logika dan
metodologi dari para filsuf itu adalah bagian filsafat.
Meskipun
demikian, harus disadari bahwa filsafat bukan saingan ilmu pengetahuan
(misalnya dalam segi memberi manfaat praktis), sebab antara keduanya adda
perbedaan fokus. Filsafat (para filsuf) misalnya lebih berfokus pada pembahasan
konsep-konsep dan asumsi-asumsi dasar teori, sehingga tentang fenomena alam
sebagaimana yang dilakukan pada ilmu
penegtahuan (para ilmuwan). Misalnya, ilmu pengetahuan mencari penjelasan
(teoretis) susunan DNA , akan tetapi juga ingin mengetahui (manfaat praktis)
bagaimana berbagai penyakit genetik bisa diatasi dengan pengetahuan itu dan
bagaimana rekayasa genetic dimungkinkan.
Manfaat
lain belajar filsafat adalah belajar filsafat secara mendalam akan membentuk
kemandirian secara intelektual, membangun sikap toleran terhadap perbedaan
sudut pandang, dan membebaskan dari jeratan dogmatism. Hal ini dapat dipahami
seperti ini. Filsafat dapat membentuk seorang pembelajar untuk berpikir kritis.
Berpikir kritis berarti kita tidak menerima begitu saja suatu pendapat yang
didasarkan pada otoritas, serta selalu mempertanyakan asumsi-asumsi yang
terdapat dalam penjelasan atau alssan yang dikemukakan (membebaskan dari
jeratan dogmatism). Inti filsafat adalah membentuk pemikiran, dan bukan sekedar
mengisi kepala kita dengan fakta-fakta atau informasi-informasi. Berfilsafat
berarti menyusun dan mempertahankan keyakinan-keyakinan yang kita miliki dengan
menggunakan argumentasi yang rasional. Filsafat membawa kita pada pemahaman
(kemandirian secara intelektual) dadn pemahaman itu dapat membawa kita untuk
bertindak lebih layak. (toleran terhadap perbedaan sudut pandang)
0 komentar:
Posting Komentar