Pancasila adalah jiwa dan seluruh rakyat Indonesia,
kepribadian bangsa Indonesia, pandangan bangsa Indonesia dan dasar Negara. Di
samping menjadi tujuan hidup bangsa Indonesia, Pancasila juga merupakan
kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai puncak
kebahagiaan jika dapat dikembangkan keselarasan dana keseimbangan, baik dalam
hidup manusia sebagai pribadi, sebagai makhluk social dalam mengejar hubungan
dengan masyarakat, alam, Tuhannya maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan
kebahagiaan rohaniah.
Oleh karena itu, kita perlu memahami, menghayati dan
mengamalkan Pancasila hanya akan menjadi rangakaian kata-kata indah dan rumusan
yang beku dan mati serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.
Pancasila yang dimaksud di sini adalah Pancasila yang dirumuskan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang terdiri dari 5 sila dan penjabarannya
sebanyak 36 butir yang masing-masing tidak dapat dipahami secara terpisah
melainkan satu kesatuan.
Sangatlah wajar kalu Pancasila dikatakan sebagai filsafat
hidup bangsa karena menurut Muhammad Noor Syam, nilai-niali dasar dalam sosio
budaya Indonesia hidup dan berkembang sejak awal peradabannnya, yang meliputi:
1.
Kesadaran ketuhanan dan
kesadaran keagamaan secara sederhana.
2.
Kesadaran kekeluargaan, di
mana cinta dan keluarga sebagai dasar dan kodrat terbentuknya masyarakat dan
sinambungnya generasi.
3.
Kesadaran musyawarah
mufakat dalam menetapkan kehendak bersama.
4.
Kesadaran gotong royong,
tolong-menolong.
5.
Kesadaran tenggang rasa,
atau tepa selira, sebagai semangat
kekeluargaan dan kebersamaan, hormat menghormati dan memelihara kesatuan,
saling pengertian demi keutuhan, kerukunan dan kekeluargaan dalam kebersamaan.
Itulah yang termaktub
dalam Pancasila dengan 36 butir-butirnya. Dengan begitu, pada dasarnya
masyarakat Indonesia telah melaksanakan Pancasila, walaupun sifatnya masih
merupakan kebudayaan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut
sudah berabad lamanya mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia, karena itu
Pancasila dijadikan sebagai falsafah hidup bangsa.