Selasa, 12 Desember 2017

Berjuanglah, Guru Tak Mengenal Kata Lelah!


Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas yang mana setiap guru memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Di satu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana yang aman. Akan tetapi di lain pihak, guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, menegur, menilai, dan mengadakan koreksi. Dengan demikian, kepribadian seorang guru seolah-olah terbagi menjadi 2 bagian yaitu; di satu pihak bersifat empati, di pihak lain bersifat kritis. Di satu pihak menerima, di lain pihak menolak. Maka seorang guru yang tidak bisa memerankan pribadinya sebagai guru, ia akan berpihak kepada salah satu pribadi saja. Dengan kata lain, seorang guru harus mampu berperan ganda. Peran ganda ini dapat di wujudkan secara berlainan sesuai dengan situasi dan kondisi yang di hadapi.

Guru
Menurut UU No. 14 Tahun 2005, guru ialah seorang pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan emngevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Tugas guru sebagai suatu profesi yaitu menuntut guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai dengan perkembangana zaman. Mendidik, mengajar dan melatih anak didik adalah salah satu tugas wajib guru. Setiap orang yang berprofesi sebagai guru pada hakikatnya memiliki misi kemanusiaan atau “memanusiakan manusia”. Artinya bahwa guru memiliki misi untuk melakukan perubahan diri, sehingga ketika berada di sekolah, seorang guru harus dapat memposisikan dirinya untuk menjadi “orang tua kedua” untuk para siswa didiknya, serta memposisikan diri dalam kehidupan masyarakat menjadi figur yang dapat diteladani, maka dari itu dengan ungkapan lain guru itu harus dapat “digugu dan ditiru”

Dari pengalaman yang saya dapatkan selama saya mengajar di sekolah dasar, menjadi  guru adalah salah satu profesi yang sulit, dimana guru dituntut harus mempunyai kepribadian yang tinggi, yang dihiasi dengan akhlak mulia dalam segala perilakunya, guru juga dituntut untuk memahami ilmu teori dan mampu mendesain program pembelajaran yang baik, dan sebagai titik akhirnya mampu mengantarkan pembelajaran peserta didik dengan sukses.

Guru pahlawan tanpa tanda jasa
“Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa”. Ungkapan tersebut sudah sangat biasa didengungkan sejak dulu. Guru selama ini adalah figur yang dianggap sebagai pencetak orang-orang hebat. Seorang profesor jenius, seorang musisi hebat, seorang presiden dianggap lahir oleh karena jasa guru. Tanpa adanya guru, maka tak akan ada professor jenius, dokter, pengacara, insinyur, polisi, dan profesi-profesi yang dianggap bergengsi lainnya. Sebab guru adalah seseorang yang mendidik orang-orang hebat tersebut menjadi sukses.

Guru zaman dahulu VS guru zaman sekarang
Apresiasi terhadap peran guru masih sangat rendah pada zaman dahulu. Profil guru melulu dikenal sebagai sosok yang serba sederhana. Pakaian sederhana, rumah sederhana, makan sederhana, semuanya serba sederhana. Hal tersebut terdapat hubungan dengan masalah gaji guru pada saat itu yang dikatakan sangat rendah. Walaupun gaji seorang guru pada zaman dahulu dikatakan rendah, tapi mereka tetap bertahan dengan profesinya sebagai guru, karena tugas guru dianggap sebagai tugas mulia yang tidak bisa diukur dengan uang.

Guru banyak disegani murid dan  masyarakat karena pengabdiannya, kesederhanaannya, pantang menyerah di tengah ketersediaan fasilitas dan kurangnya perhatian masyarakat ataupun pemerintah terhadap profesi guru.

Pada zaman sekarang, kesejahteraan guru sudah mulai diperhatikan. Hal ini ditandai dengan adanya pengakuan profesi guru. Gaji guru bahkan disinyalir akan dinaikan sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraannya. Peningkatan kesejahteraan guru oleh pemerintah sebenarnya dilakukan dengan harapan agar profesionalitas guru meningkat. Jika pengembangan pendidikan tidak didukung dengan kompetensi guru yang memadai, maka pendidikan akan tertinggal dan semakin kurang mampu menciptakan generasi yang berkualitas.

Untuk meningkatkan pengetahuan yang relevan dan up to date, guru butuh untuk  membeli banyak buku, akrab dengan internet, mengikuti seminar-seminar dan lokakarya. Sedangkan untuk menjaga kesehatan agar tampil prima, guru perlu menjaga pola hidup yang  sehat dengan gizi makanan seimbang dan lain-lain. Untuk melakukan semua itu, tentu guru membutuhkan sejumlah biaya yang harus dikeluarkan. Maka dari itu, jelaslah bahwa peningkatan gaji guru memang sebenarnya dilakukan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Hal yang di dapat

Banyak hal yang saya dapatkan setelah saya melakukan pengajaran yaitu yang utama saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga yang mana saya jadi mengetahui bagaimana rasanya berbicara di depan anak-anak didik dengan diharuskannya menggunakan bahasa yang baku. Saya juga harus membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan, bisa dengan permainan atau memvariasikan dengan media-media yang akan membuat siswa tertarik. Kemudian saya juga menemukan tingkah laku siswa yang berbeda-beda dan unik, dimana saya harus memiliki kemampuan untuk memahami tingkah laku tersebut. Saran saya kepada pembaca ialah lakukan apapun yang menjadi keinginanmu, kejarlah walaupun hasilnya tak seindah yang dipikirkan, tetapi nikmatilah setiap prosesnya karena dari itu kamu akan merasakan bagaimana rasanya berjuang.