Jumat, 09 Desember 2016
Teori Descendensi
06.31
No comments
Beberapa ahli filsafat berbeda pemikiran dalam
mendefinisikan manusia. Manusia adalah makhluk yang concerned (menaruh
minat yang besar) terhadap hal-hal yang berhubungan dengannya, sehingga tidak
ada henti-hentinya selalu bertanya dan berpikir.
Aristoteles (384-322 SM), seorang filosof besar
Yunani mengemukakan bahwa manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan
pendapatnya, yang berbicara berdasarkan akal-pikirannya. Juga manusia adalah
hewan yang berpolitik (zoonpoliticon, political animal), hewan yang membangun
masyarakat di atas famili-famili menjadi pengelompokkan yang impersonal dari
pada kampung dan negara. Manusia berpolitik karena ia mempunyai bahasa yang
memungkinkan ia berkomunikasi dengan yang lain. Dan didalam masyarakat manusia
mengenal adanya keadilan dan tata tertib yang harus dipatuhi. Ini berbeda
dengan binatang yang tidak pernah berusaha memikirkan suatu cita keadilan.
Berdasarkan Thomas Hobbes, manusia disebut Homo
homini lupus artinya manusia yang satu serigala manusia yang lainnya
(berdasarkan sifat dan tabiat) Nafsu yang paling kuat dari manusia adalah nafsu untuk
mempertahankan diri, atau dengan kata lain, ketakutan akan kehilangan nyawa.
Kesimpulannya:
1) Menurut teori descendensi bahwa meletakkan manusia
sejajar dengan hewan berdasarkan sebab mekanis.
2) Keistimewaan
ruhaniyah manusia dibandingkan dengan hewan terlihat dalam kenyataan bahwa
manusia adalah makhluk yang berpikir, berpolitik, mempunyai
kebebasan/kemerdekaan, memiliki sadar diri, mempunyai norma, tukang bertanya
atau tegasnya manusia adalah makhluk berbudaya.
3) Manusia mempunyai aktivitas yang hampir sama dengan
aktivitas yang dilakukan oleh hewan.
Manusia Mahkuk Pengetahuan
06.28
No comments
Manusia berbeda dengan mahluk lainnya. Manusia lahir dengan
potensi kodratnya yaitu Cipta, Rasa, dan Karsa. Cipta adalah kemampuan
spiritual, yag secara khusus mempersoalkan nilai kebenaran.
Rasa adalah kemampuan spiritual yang mempersoalkan nilai
Keindahan. Sedangkan Karsa adalah kemampuan spiritual yang secara khusus
mempersoalkan nilai kebaikan.
Ketiga jenis nilai tersebut dibingkai dalam sebuah ikatan
system, selanjutnya dijadikanlah landasan dasar untuk mendirikan filsafat
hidup, menentukan Landasan Hidup, dan mengatur sikap dan perilaku hidup agar
senantiasa terarah ke pencapaian tujuan hidup.
Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Pendidikan
06.25
No comments
Hubungan filsafat ilmu dengan pendidikan. Filsafat ilmu
merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakekat
ilmu (Benny Irawan, 2011:49) Filsafat ilmu bertujuan mengadakan analisis
mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh.
Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan
ilmiah dan cara memperolehnya Sebaliknya realita seperti pengalaman pendidik
menjadi masukan dan pertimbangan bagi filsafat ilmu untuk mengembangkan
pemikiran pendidikan.
Hubungan fungsional antara filsafat ilmu dengan
pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Filsafat ilmu, merupakan satu cara pendekatan yang
dipakai dalam memecahkan problematika pengembangan ilmu pendidikan dan menyusun
teori-teori pendidikan oleh para ahli.
2) Filsafat ilmu, berfungsi memberi arah bagi pengembangan
teori pendidikan yang telah ada dan memilki relevansi dengan kehidupan yang
nyata.
3) Filsafat ilmu dan pendidikan mempunyai hubungan saling
melengkapi, yang dapat bermakna bahwa realita pendidikan dapat mengembangkan
filsafat ilmu, dan filsafat ilmu itu sendiri dapat membantu realita
perkembangan pendidikan.
Ruang Lingkup Filsafat
06.17
No comments
Filsafat sebagai induk ilmu-ilmu lainnya pengaruhnya masih terasa.
Setelah filsafat ditingkalkan oleh ilmu-ilmu lainnya, ternyata filsafat tidak
mati tetapi hidup dengan corak tersendiri yakni sebagai ilmu yang memecahkan
masalah yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi jelaslah
bahwa filsafat tidak termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus.
Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu pengetahuan, tetapi obyeknya
tidak terbatas, jadi mengatasi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk
ilmu pengetahuan yang tersendiri, tingkatan pengetahuan tersendiri. Filsafat
itu erat hubungannya dengan pengetahuan biasa, tetapi mengatasinya karena
dilakukan dengan cara ilmiah dan mempertanggungjawabkan jawaban-jawaban yang
diberikannya.
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu
:
·Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya
dan metode-metodenya.
·Tentang ada dan tidak ada.
·Tentang alam, dunia dan seisinya.
·Menentukan apa yang baik dan apa yang
buruk.
·Hakikat manusia dan hubungannya dengan
sesama makhluk lainnya.
·Tuhan tidak dikecualikan.
Subjek dan Objek Filsafat Pendidikan
06.14
No comments
Berfikir merupakan subjek dari filsafat pendidkan akan tetapi
tidak semua berfikir berarti berfilsafat. Subjek filsafat pendidikan adalah
seseorang yang berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh dan mendalam
tentang bagaimanan memperbaiki pendidikan.
Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu barang atau dapat
juga subjek itu sendiri contohnya si aku berfikir tentang diriku sendiri maka
objeknya adalah subjek itu sendiri. Objek filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :
1.
Objek material adalah segala sesuatu
atau realita, ada yang harus ada dan ada yang tidak harus ada
2.
Objek formal adalah bersifat
mengasaskan atau berprinsi dan oleh karena mengasas, maka filsafat itu
mengkonstatis prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran
Pengertian Filsafat Pendidikan
06.12
No comments
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar
potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar
pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan
menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis.
guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat
yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Beberapa aliran filsafat pendidikan;
· Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat
pragmatisme.
· Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan
realisme; dan
· Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum.
Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak
pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut
progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru
antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar
berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang
setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Filosofi Bhineka Tunggal Ika
06.07
No comments
Dalam makna Bhineka Tunggal Ika
terkandung makna falsafah ilmu yang sangat dalam, tinggi, dan bermanfaat sekali
dalam cara membangun hubungan sosial dan bermasyarakat. Indonesia yang terdiri
dari ragam kultur budaya, adat-istiadat, dan terlebih agama sudah semestinya
memberi teladan dan contoh kepada dunia bahwa dalam keberagaman itu terkandung
sebuah kekuatan besar untuk melawan bentuk kegiatan-kegiatan negatif yang
justru membawa kehidupan itu dalam kepunahan.
Walaupun masih dalam kajian
penelitian yang lebih dalam lagi, bahwa sesungguhnya di bawah dasar samudera
dan lautan Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat sebuah peradaban tinggi
yang dahulu kala musnah oleh bencana alam yang dashyat. Seperti diketahui
bersama, secara teori ilmu pengetahuan, bahwa kehidupan lebih memungkinkan ada
dan sangat berkembang pada garis khatulistiwa. Dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini adalah satu-satunya kawasan strategis di bumi yang memiliki
berbagai kelebihan geografis dan kaya akan kandungan mineral perut-bumi.
Sebuah filosofi yang tinggi makna
hanya lahir dari sebuah masyarakat dengan peradaban tinggi dan kaya intelektual
juga. Lalu mengapa kita sebagai masyarakat Indonesia tidak mampu membangun
peradaban yang tinggi dengan mencontohkan cara-berpikir nenek-moyang kita
dahulu kala yang sangat sarat akan filosofi hidup.
Fungsi Kurikulum
06.01
No comments
Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan mempunyai beragam
jenis fungsi dalam pendidikan yang sangat berperan dalam kegunaannya. Fungsi
kurikulum yaitu sebagai berikut :
a.
Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
Kurikulum berperan sebagai penyesuaian
yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya
karena lingkungan bersifat dinamis yang artinya bisa berubah-ubah.
b. Fungsi Integrasi (the
integrating function)
Kurikulum berperan sebagai penyesuaian
mengandung arti kalau kurikulum adalah alat pendidikan yang dapat menghasilkan
pribadi-pribadi yang cakap yang bisa dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat.
c. Fungsi Diferensiasi (the
diferentiating function)
Kurikulum berperan sebagai
diferensiansi yaitu sebagai alat yang memberi pelayanan dari beragam perbedaan
di setiap siswa yang perlu dihargai dan dilayani.
d. Fungsi Persiapan (the
propaeduetic function)
Kurikulum berperan sebagai persiapan
yang mengandung arti kalau kurikulum sebagai alat pendidikan mampu
mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya serta juga mampu mempersiapkan diri
untuk hidup dalam masyarakat, bila tidak melanjutkan pendidikan.
e. Fungsi Pemilihan (the
selective function)
Kurikulum berperan sebagai pemilihan
yaitu memberi kesempatan untuk siswa untuk menentukan pilihan program belajar
yang sesuai dengan minat serta bakatnya.
f. Fungsi Diagnostik (the
diagnostic function)
Kurikulum sebagai diagnostik mengandung
arti kalau kurikulum merupakan alat pendidikan yang dapat mengarahkan serta
memahami potensi siswa dan kekurangan dalam dirinya. Bila sudah memahami
potensi lalu mengetahui kekurangannya, maka diharapkan siswa dapat
mengembangkan potensi dan memperbaiki kekurangannya.
Definisi Kurikulum Menurut Para Ahli
05.59
No comments
Di Indonesia sendiri, arti “kurikulum” bisa dikatakan baru
menjadi terkenal sejak tahun lima puluhan, yang diperkenalkan oleh mereka yang
mendapatkan pendidikan di Amerika Serikat. Beikut ini adalah pengertian
kurikulum menurut para ahli, diantaranya :
a.
George A. Beaucham
(1976) : Pengertian kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata
pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran,
pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Neagley dan Evans
(1967) : Pengertian kurikulum adalah semua pengalaman yang telah dirancang oleh
pihak sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada
kemampuan siswa yang paling baik.
c. UU. No. 20 Tahun 2003
: Pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
d.
Menurut Good V.
Carter (1973) : Pengertian kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik
atau urutan subjek yang dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam
pelajaran mayor.
e.
Menurut Grayson
(1978) : Pengertian kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan
pengeluaran (out-comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.
f. Murray Print : Pengertian kurikulum adalah sebuah ruang
pembelajaran yang terencana diberikan secara langsung kepada siswa oleh sebuah
lembaga pendidikan dan pengalaman yang dapat dinikmati semua siswa pada saat
kurikulum diterapkan.
Definisi Kurikulum
05.58
No comments
Kurikulum adalah program rancangan belajar mengajar yang
dipedomani oleh pendidik dan peserta didik. Kurikulum berasal dari bahasa
inggris yakni Curriculum yang berarti rencana
pelajaran, dimana Curriculum berasal
dari bahasa latin Currere yang
mempunyai banyak arti seperti berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan
berusaha. Arti “Kurikulum” mempunyai beragam
tafsiran yang dirumuskan oleh beberapa pakar ahli dalam bidang pengembangan
kurikulum sejak dahulu hingga saat ini. Tafsiran-tafsiran mengenai pengertian
ataupun definisi kurikulum itu berbeda-beda satu dengan yang lain, sesuai
dengan titik berat inti dan menurut pandangan dari ahli yang berkaitan.
Kurikulum dalam pendidikan diartikan
sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak yang
akan diajar untuk memperoleh ijazah. Kurikulum sebagai program pendidikan harus
meliputi : (1) Sejumlah mata
pelajaran atau perkumpulan mengenai pengetahuan ; (2) pengalaman belajar atau aktivitas belajar ; (3) program belajar untuk siswa ; (4) hasil belajar sesuai yang
diharapkan.
Dari rumusan tersebut, kurikulum
diartikan sebagai program dan pengalaman belajar serta hasil pembelajaran yang
diharapkan, yang diformulasikan lewat pengetahuan dan aktivitas yang tersusun
secara sistematis, diberikan pada siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk
membantu perkembangan dan perubahan pribadi serta kompetensi sosial siswa.
Zaman Modern
05.47
No comments
Zaman
modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman
Renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat
modern. Rene Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam
ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri atas dua garis lurus X dan Y
dalam bidang datar. Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin
dengan teorinya struggle for life (perjuangan untuk hidup). J. J.
Thompson dengan temuannya elektron.
Zaman Renaissance
05.41
No comments
Istilah Renaissance berasal
dari bahasa Perancis yang berarti kebangkitan kembali. Oleh sejarawan, istilah
tersebut digunakan untuk menunjukkan berbagai periode kebangkitan intelektual,
khususnya yang terjadi di Eropa. Orang yang pertama menggunakan istilah
tersebut adalah Jules Michelet, sejarawan Perancis terkenal. Menurutnya, Renaissance adalah periode penemuan manusia dan
dunia dan bukan sekedar sebagai kebangkitan kembali yang merupakan permulaan
kebangkitan modern. Bila dikaitkan dengan keadaan, Renaissance adalah
masa antara zaman pertengahan dan zaman modern yang dapat di pandang sebagai
masa peralihan, yang ditandai oleh terjadinya sejumlah kekacauan dalam bidang
pemikiran. Di satu pihak terdapat astrologi, kepercayaan yang bersangkutan
dengan dunia hitam, perang-perang agama dan sebagainya dan di lain pihak
muncullah ilmu pengetahuan alam modern serta mulai berpengaruhnya suatu
perasaan hidup baru. Pada saat itu muncullah usaha-usaha penelitian empiris
yang lebih giat yang pada akhirnya memunculkan sains bentuk baru.
Awal mula dari suatu masa baru ditandai
oleh suatu usaha besar dari Descartes (1596-1650 M) untuk memberikan kepada
filsafat suatu bangunan yang baru. Dalam bidang filsafat, zaman Renaissance kurang
menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan sains.
Namun, diantara perkembangan itu, terjadi pula perkembangan dalam bidang
filsafat. Descartes sering disebut sebagai tokoh pertama filsafat modern.
Perkembangan Ilmu pada Zaman Pra Yunani Kuno
05.35
No comments
Pada masa ini manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan.
Oleh karena itu, zaman pra Yunani Kuno disebut juga zaman Batu yang berkisar
antara empat juta tahun sampai 20.000 tahun Sebelum Masehi sisa peradaban
manusia yang ditemukan pada masa ini (dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas
Filsafat, 1996) antara lain :
- Alat-alat dari batu
- Tulang belulang hewan
- Sisa beberapa tanaman
- Gambar di gua-gua
- Tempat penguburan
- Tulang belulang manusia purba
Pada abad ke-6 SM di Yunani muncul lahirnya filsafat. Timbulnya
filsafat ditempat itu disebut suatu peristiwa ajaib (the greek miracle). Ada
beberapa faktor yang sudah mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya
filsafat di Yunani. Beberapa faktor tersebut diantaranya : pada bangsa Yunani
dan bangsa-bangsa sekitarnya terdapat suatu mitologi yang kaya dan luas,
Kesusastraan Yunani berupa puisi karya Homeros yang sangat digemari oleh rakyat
untuk mengisi waktu terluang dan serentak juga mempunyai nilai edukatif, dan
pengaruh ilmu pengetahuan yang pada waktu itu sudah terdapat di Timur Kuno.
Pada zaman pra Yunani Kuno di dunia ilmu pengetahuan dicirikan
berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris.
Disamping itu, kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one-to one
correspondency atau mapping process, Contoh, cara menghitung hewan yang akan
masuk dan keluar kandang dengan menggunakan kerikil. Namun pada masa ini
manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam semesta sebagai suatu proses
alam. Dengan demikian lama kelamaan mereka juga memperhatikan dan menemukan hal-hal
lainnya.
Bagaimanakah Sejarah Perkembangan Ilmu?
05.24
No comments
Pemikiran filsafat banyak dipengaruhi oleh
lingkungan. Namun pada dasarnya baik di Barat, India dan Cina muncul dari yang
sifatnya religius. Di Yunani dengan mitosnya, di India dengan kitabnya Weda (Agama Hindu), dan di Cina
dengan Confusiusnya Di Barat mitos dapat lenyap sama sekali dan rasio yang
menonjol, sedangkan di India filsafat tidak pernah bisa lepas dengan induknya
dalam hal ini agama Hindu. Pembagian secara periodisasi filsafat Barat adalah
Zaman Kuno, Zaman Abad Pertengahan, Zaman Modern dan masa kini. Pembagian
secara periodisasi filsafat India adalah periode Weda, Wiracarita, Sutra-sutra,
dan Skolastik. Pembagian secara periodisasi filsafat Cina adalah Zaman Kuno,
Zaman Pembauran, Zaman Neo-Konfusionisme, dan Zaman Modern. Untuk sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan disini pembahasan mengacu kepemikiran filsafat di
Barat.
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang
ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap,
evolutif. Karena untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus
melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik, karena setiap
periode menampilkan ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada
peradaban Yunani Kuno dan diakhiri pada zaman kontemporer.
Selasa, 06 Desember 2016
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum
07.36
No comments
Implmentasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga
faktor, yakni :
a.
Karakteristik kurikulum: yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu
kurikulum dan kejelasaanya bagi pengguna di lapangan.
b.
Strategi implementasi: yaitu strategi yang digunakan dalam
implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya,
penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong
penggunaan kurikulum di lapangan.
c.
Karakteristik pengguna kurikulum: yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya
untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.
Sejalan dengan uraian di
atas, Mars (1998) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi
kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan
dukungan internal yang datang dalam diri guru sendiri. Dari beberapa faktor
tersebut guru merupakan faktor penentu di samping faktor-faktor yang lain.
Definisi implementasi
07.32
No comments
Implementasi adalah suatu
tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang
dan terperinci. Berikut ini adalah
pengertian implementasi menurut para ahli :
a.
Pendapat Cleaves yang dikutip (dalam Wahab 2008;187) yang secara
tegas menyebutkan bahwa implementasi itu mencakup “proses bergerak menuju
tujuan kebijakan dengan cara langkah administratif dan politik”. Keberhasilan
atau kegagalan implementasi sebagai demikian dapat dievaluasi dari sudut
kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau mengoperasionalkan program-program
yang telah dirancang sebelumya.
b.
Menurut Mazmanian dan Sebastiar (dalam Wahab, 2008: 68), implementasi adalah pelaksanaan
keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat
pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang
penting atau keputusan badan peradilan.
c.
Menurut Van Meter dan Van Horn (dalam Wahab, 2008: 65), implementasi
adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu–individu / pejabat -
pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.
d.
Secara sederhana, implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau
penerapan. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2003:7) mengemukakan
bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.
Positivisme
07.19
No comments
Tokoh
aliran ini ialah August Compte (1798-1857). Ia penganut empirisme. Ia
berpendapat bahwa indera itu amat penting dalam memperoleh pengetahuan, tetapi
harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Eksperimen
memerlukan ukuran-ukuran yang jelas. Panas diukur dengan derajat panas, jauh
diukur dengan meteran, berat dengan kiloan (timbangan atau neraca), dan
sebagainya. Kita tidak cukup mengatakan api panas, matahari panas, kopi panas,
ketiak panas. Kita juga tidak cukup mengatakan panas sekali, panas, tidak
panas. Kita memerlukan ukuran yang teliti. Dari sinilah kemajuan sains
benar-benar dimulai. Kebenaran diperoleh dengan akal, didukung bukti empiris
yang terukur. “terukur” itulah sumbangan positivisme.
Jadi, pada dasarnya positivisme bukanlah
suatu aliran yang khas berdiri sendiri. Ia hanya menyempurnakan empirisme dan
rasionalisme yang bekerja sama. Dengan kata lain, ia menyempurnakan metode
ilmiah (scientific method) dengan
memasukkan perlunya eksperimen dan ukuran-ukuran. Jadi, pada dasarnya
positivism itu sama dengan empirisme plus rasionalisme.
Aliran empirisme dan rasionalisme
mendapat kritik juga dari intuisionisme.
Ini adlah aliran Bergson.
Teori Kebenaran Sintaksis
07.17
No comments
Para
penganut teori kebenaran sintaksis, berpangkal pada keteraturan sintaksis atau
gramatika yang dipakai oleh suatu pernyataan atau tata bahasa yang melekatnya.
Dengan demikian suatu pernyataan memiliki nilai benar apabila pernyataan itu
mengikuti aturan-aturan sintaksis yang baku. Atau dengan kata lain apabila
proposisi itu tidak mengikuti syarat atau keluar dari hal yang disyaratkan maka
proposisi tidak mempunyai arti.
Teori di atas berkembang di antara
filsuf analisis bahasa, terutama yang begitu ketat terhadap pemakaian
gramatika. Misalnya suatu kalimat standar harus ada subjek dan predikat. Jika
kalimat tidak ada subjek maka kalimat itu dinyatakan tidak baku atau bukan
kalimat. Seperti ‘semua korupsi’, ini bukan kalimat standar karena tidak ada
subjeknya.
Teori Kebenaran Berdasarkan Arti
07.16
No comments
Proposisi
itu ditinjau dari segi artinya atau maknyanya. Apakah proposisi yang merupakan
pangkal tumpunya itu mempunyai referen yang jelas. Oleh sebab itu, teori ini
mempunyai tugas untuk menguakkan kasahan dari proposisi dalam referensinya.
(Abbas Hamami M., 1982, hlm. 29)
Teori kebenaran semantic dianut oleh
paham filsafat analitika bahasa yang dikembangkan paska filsafat Bertrand
Russell sebagai tokoh pemula dari filsafat Analitika Bahasa. Misalnya filsafat
secara etimologi berasal dari bahasa Yunani philosophia
yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Pengetahuan tersebut dinyatakan benar
kalau ada referensi yang jelas. Jika tidak mempunyai referensi yang jelas maka
pengetahuan tersebut dinyatakan salah.
Teori Kebenaran Inherensi
07.13
No comments
Kadang-kadang
teori ini disebut juga teori pragmatis. Pandangannya adalah suatu proposisi
bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan atau
bermanfaat.
Kattsoff menguraikan tentang teori
kebenaran pragmatis adalah penganut pragmatism melakukan ukuran kebenaran dalam
salah satu macam konsekuensi. Atau proposisi itu dapat membantu untuk
mengadakan penyesuaian yang memuaskan terhadap pengalaman, pernyataan itu
adalah benar. Misalnya pengetahuan naik bis, kemudian akan turun dan bilang
kepada kondektur ‘kiri’, kemudian bis berhenti di posisi kiri. Dengan berhenti
di posisi kiri, penumpang bisa turun dengan selamat. Jadi, mengukur kebenaran
bukan dilihat karena bis berhenti di posisi kiri, namun penumpang bisa turun
dengan selamat karena berhenti di posisi kiri.
Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian
07.12
No comments
Teori
kebenaran korespodensi adalah teori kebenaran yang paling awal dan paling tua.
Teori tersebut berangkat dari teori pengetahuan Aristoteles yang menyatakan
segala sesuatu yang diketahui adalah suatu yang dapat dikembalikan pada
kenyataan yang dikenal oleh subjek. (Abbas HAmami, 1996, hlm. 116)
Teori ini berpandangan bahwa suatu
proposisi bernilai benar apabila saling berkesesuaian dengan dunia kenyataan.
Kebenaran demikian dapat dibuktikan secara langsung pada dunia kenyataan.
Misalnya pengetahuan, ‘air akan menguap jika dipanasi sampai dengan 100
derajat’. Pengetahuan tersebut dinyatakan benar kalu kemuadian dicoba memanasi
air dan diukur samapi seratus derajat, apakah air menguap! Jika terbukti tidak
menguap maka pengetahuan tersebut dinyatakan salah, dan jika terbukti air
menguap, maka pengetahuan tersebut dinyatakan benar.
Teori Kebenaran Saling Berhubungan
07.11
No comments
Teori
koherensi dibangun oleh para pemikir rationalis seperti Leibniz, Spinoz, Hegel,
dan Bradley. Menurut Kattsoff (1986) dalam bukunya Elements of Philosophy teori koherensi dijelaskan “…suatu proposisi
cenderung benar jika proposisi tersebut dalam keadaan saling berhubungan dengan
proposisi-proposisi lain yang benar, atau jika makna yang dikandungnya dalam
keadaan saling berhubungan dengan pengalaman kita”.
Dengan memperhatikan pendapat Kattsoff
tersebut, dapat diungkapkan bahwa suatu proposisi itu benar bila mempunyai
hubungan dengan ide-ide dari proposisi yang telah ada atau benar, atau proposisi
itu mempunyai hubungan dengan proposisi yang terdahulu yang benar. Pembuktian
teori kebenaran koherensi dapat melalui fakta sejarah apabila merupakan
proposisi sejarah atau memakai logika apabila merupakan pernyataan yang
bersifat logis.
Sebagai contoh, kita mempunyai
pengetahuan bahwa runtuhnya kerajaan Majapahit adalah tahu 1478. Dalam hal ini
kita tidak dapat membuktikan secara langsung dari isi pengetahuan itu,
melainkan hanya dapat membuktikan melalui hubungan dengan proposisi yang
terdahulu, baik dalam buku-buku sejarah atau peninggalan sejarah yang
mengungkapkan kejadian itu.
Penemuan Kebenaran Melalui Penelitian Ilmiah
07.10
No comments
Cara
mencari kebenaran yang dipandang ilmiah ialah yang dilakukan melalui
penelitian. Penelitian adalah penyaluran hasrat ingin tahu pada manusia dalam
taraf keilmuan. Penyaluran sampai pada taraf setinggi ini disertai oleh
keyakinan bahwa ada sebab bagi setiap akibat, dan bahwa setiap gejala yang
tampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah. Pada setiap penelitian ilmiah
melekat ciri-ciri umum, yaitu pelaksanaannya yang metodis harus mencapai suatu
keseluruhan yang logis dan koheren. Artinya, dituntut adanya sistem dalam
metode maupun dalam hasilnya.
Jadi, susunannya logis. Ciri lainnya
adalah universalitas. Setiap penelitian ilmiah harus objektif, artinya
terpimpin oleh objek dan tidak mengalami distorsi karena adanya berbagai
prasangka subjektif. Agar penelitian ilmiah dapat dijamin objektivitasnya,
tuntutan intersubjektivitas perlu dipenuhi. Penelitian ilmiah juga harus
diverifikasi oleh semua peneliti yang relevan. Prosedur penelitian harus
terbuka untuk diperksia oleh ilmuwan yang lain. Oleh karena itu, penelitian
ilmiah harus dapat dikomunikasikan.
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Jurgen Habermas
07.08
No comments
Pandangan
Jurgen Habermas tentang klasifikasi ilmu pengetahuan sangat terkait dengan
sifat dan jenis ilmu, pengetahuan yang dihasilkan, akses kepada realtias, dan
tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Dalam hal ini Ignas Kleden menunjukkan
tiga jenis metode ilmiah berdasarkan sifat dan jenis ilmu.
Ignas Kleden menunjukkan pandangan
Habermas tentang ada tiga kegiatan utama yang langsung mempengaruhi dan
menentukan bentuk tindakan dan bentuk pengetahuan manusia, yaitu kerja,
komunikasi, dan kekuasaan. Kerja dibimbing oleh kepentingan yang bersifat
teknis, interaksi dibimbing oleh kepentingan yang bersifat praktis, sedangkan
kekuasaan dibimbing oleh kepentingan yang bersifat emansipatoris. Ketiga
kepentingan ini memperngaruhi pula proses terbentuknya ilmu pengetahuan, yaitu
ilmu-ilmu empiris-analitis, ilmu historis-hermeneutis, dan ilmu sosial kritis
(ekonomi, sosiologi, dan politik)
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Thomas S. Kuhn
07.04
No comments
Thomas S. Kuhn berpendapat bahwa
perkembangan atau kemajuan ilmiah bersifat revolusioner, bukan kumulatif
sebagaimana anggapan sebelumnya. Revolusi ilmiah itu pertama-tama menyentuh
wilayah paradigm, yaitu cara pandang terhadap dunia dan contoh-contoh prestasi
atau praktik ilmiah konkret. Menurut Kuhn cara kerja paradigma dan terjadinya
revolusi ilmiah dapat digambarkan ke dalam tahap-tahap sebagi berikut.
Tahap pertama, paradigma ini membimbing dan
mengarahkan aktivitas ilmiah dalam masa ilmu normal (normal science). Di sini para ilmuwan
berkesempatan menjabarkan dan mengembangkan paradigma sebagai model ilmiah yang
digelutinya secara rinci dan mendalam. Dalam tahap ini para ilmuwan tidak
bersifat kritis terhadap paradigma yang membimbing aktivitas ilmiahnya. Selama
menjalankan aktivitas ilmiah para ilmuwan menjumpai berbagai fenomena yang
tidak dapat diterangkan dengan paradigma yang dipergunakan sebagai bimbingan
atau arahan aktivitas ilmiahnya, ini dinamakan anomaly. Anomaly adalah suatu
keadaan yag memperlihatkan adanya ketidakcocokan antara kenyataan (fenomena)
dengan paradigma yang dipakai.
Tahap kedua, menumpuknya anomaly
menimbulkan krisis kepercayaan dari para ilmuwan terhadap paradigma. Paradigma
mulai diperiksa dan dipertanyakan. Para ilmuwan mulai keluar dari jalur ilmu
normal.
Tahap
ketiga, para
ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara ilmiah yang sama dnegan memperluas dan
mengembangkan suatu paradigma tandingan yang dipandang bisa memecahkan maslaah
dan membimbing aktivitas ilmiah berikutnya. Proses peralihan dari paradigma
lama ke paradigma baru inilah yang dinamakan revolusi ilmiah.
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Auguste Comte
07.04
No comments
Pada
dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan Auguste Comte sejalan
dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala
dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Kemudian
disuse dengan gejala pengetahuan yang semakin lama semakin rumit atau kompleks
dan semakin konkret. Oleh Karena itu dalam mengemukakan penggolongan ilmu
pengetahuan, Auguste Comte memilai dengan mengamati gejala-gejala yang paling
sederhana, yaitu gejala-gejala yang letaknya paling jauh dari suasana kehidupan
sehari-hari. Urutan dalm penggolongan ilmu pengetahuan Auguste Comte sebagai
berikut.
a.
Ilmu
pasti (matematika)
b.
Ilmu
perbintangan (astronomi)
c.
Ilmu
alam (fisika)
d.
Ilmu
kimia
e.
Ilmu
hayat (fisiologi dan biologi)
f.
Fisika
sosial (sosiologi)
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Karl Raimund Popper
07.02
No comments
Karl
Popper lahir di Wina, Austria. Ia dikenal sebagai filsuf yang sangat
berpengaruh dibidang sains dan politik. Sedemikian pengaruhnya sehingga Sir
Peter Medewar, peraih nobel bidang kedokteran, mengatakan bahwa Karl Popper tak
ada duanya sebagai filsuf ilmu terbesar yang pernah ada. Tak hanya Medewar, J.
Monod dan Sir John Eccles, peraih nobel, juga mengakuinya. Karl Popper, selain
ahli dibidang sains dan politik, juga dikenal sebagai seorang yang ahli
matematika dan astronomi teoritis. Buku yang paling berpengaruh adalah The
Open Society and Its Enemies (1950).
Beberapa
gagasan dasar lingkungan wina. Pertama tama-tama ia ,menentang pembedaan antara
ungkapan yang disebut bermakna (meaningful) dari yang tidak bermakna
(meaningless) berdasarkan kriterium dapat tidak nya di benarkan secara empiris.
Pokok demarkasi terletak pada ada tidaknya dasar empiris bagi ungkapan
bersangkutan. Poper tidak dapat di tentukan berdasarkan asas pembenaran yang
dianut positivisme logis. Ciri ilmiah ialah bahwa dapat di buktikan salah (it
can be falsified) untuk mencapai pandangan ini poper menggunakan
kebenaran logis yang sebenarnya sederhana sekali. Dalam perkataan popper
sendiri : “Dengan observasi terhadap angsa-angsa putih, betapapun besar
jumlahnya, orang tidak dapat sampai pada kesimpulan bahwa semua angsa berwarna
putih, tetapi sementara itu cukup satu kali observasi terhadap seekor angsa
hitam untuk menyangkal pendapat tadi.
Menurut
Popper dengan cara itulah hukum-hukum ilmiah berlaku : bahwa bukannya dapat
dibenarkan melainkan dapat dibuktikan salah. Popper beranggapan bahwa suatu
teori baru akan diterima kalau sudah ternyata bahwa ia dapat meruntuhkan teori
lama yang ada sebelumnya. Pengujian kedua kekuatan teori itu akan dilakukan melalui
suatu tes empiris, yaitu tes yang direncanakan untuk membuktikan salah apa yang
diujinya. Disini pengetahuan maju bukan karena akumulasi pengetahuan, melainkan
lewat proses eliminasi yang semakin keras terhadap kemungkinan kekeliruan dan
kesalahan. Maka ilmu pengetahuan maju dengan cara kian mendekati. Ini berarti
menyangkut error elimination terus-menerus.