Beberapa ahli filsafat berbeda pemikiran dalam
mendefinisikan manusia. Manusia adalah makhluk yang concerned (menaruh
minat yang besar) terhadap hal-hal yang berhubungan dengannya, sehingga tidak
ada henti-hentinya selalu bertanya dan berpikir.
Aristoteles (384-322 SM), seorang filosof besar
Yunani mengemukakan bahwa manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan
pendapatnya, yang berbicara berdasarkan akal-pikirannya. Juga manusia adalah
hewan yang berpolitik (zoonpoliticon, political animal), hewan yang membangun
masyarakat di atas famili-famili menjadi pengelompokkan yang impersonal dari
pada kampung dan negara. Manusia berpolitik karena ia mempunyai bahasa yang
memungkinkan ia berkomunikasi dengan yang lain. Dan didalam masyarakat manusia
mengenal adanya keadilan dan tata tertib yang harus dipatuhi. Ini berbeda
dengan binatang yang tidak pernah berusaha memikirkan suatu cita keadilan.
Berdasarkan Thomas Hobbes, manusia disebut Homo
homini lupus artinya manusia yang satu serigala manusia yang lainnya
(berdasarkan sifat dan tabiat) Nafsu yang paling kuat dari manusia adalah nafsu untuk
mempertahankan diri, atau dengan kata lain, ketakutan akan kehilangan nyawa.
Kesimpulannya:
1) Menurut teori descendensi bahwa meletakkan manusia
sejajar dengan hewan berdasarkan sebab mekanis.
2) Keistimewaan
ruhaniyah manusia dibandingkan dengan hewan terlihat dalam kenyataan bahwa
manusia adalah makhluk yang berpikir, berpolitik, mempunyai
kebebasan/kemerdekaan, memiliki sadar diri, mempunyai norma, tukang bertanya
atau tegasnya manusia adalah makhluk berbudaya.
3) Manusia mempunyai aktivitas yang hampir sama dengan
aktivitas yang dilakukan oleh hewan.
0 komentar:
Posting Komentar