Jumat, 02 Desember 2016

Metode Intuisi

Metode Intuisi (Platinus dan Henri Bergson)

        Guna menyelami hakikat segala kenyataan diperlukan intuisi yaitu suatu tenaga rohani, suatu kecakapan yang dapat melepaskan diri dari akal, kecakapan untuk menyimpulkan serta meninjau dengan sadar. Intuisi adalah naluri yang telah mendapatkan kesadaran diri, yang telah diciptakan untuk memikirkan sasaran serta memperluas sasaran itu menurut kehendak sendiri tanpa batas. Intuisi adalah suatu bentuk pemikiran yang berbeda dengan pemikiran akal, sebab pemikiran intuisi bersifat dinamis. Fungsi intuisi ialah untuk mengenal hakikat pribadinya atau ‘aku’ dengan lebih murni dan untuk mengenal hakikat seluruh kenyataan. Hakikat yang sebenarnya, baik dari ‘aku’ maupun dari ‘seluruh kenyataan’ oleh intuisi dilihat sebagai ‘kelangsungan murni’ atau ‘masa murni’, yang keadaannya berbeda sekali dengan ‘waktu’ yang dikenal akal.
        Akal, jika ingin mengerti keadaan suatu kenyataan, kenyataan itu dianalisis, dibongkar dalam banyak unsur. Unsur yang satu dibedakan dengan yang lain, dipisahkan dari yang lain, dan ditempatkan yang satu di samping yang lain serta sesudah yang lain, artinya akal memikirkan kembali unsur-unsur itu dalam ruang dan waktu. Kerja akal yang demikian itu oleh Bergson disebut kerja yang sinematografis.
        Prinsip metode Platinus adalah harmoni, maksudnya mengumpulkan banyak bahan dari beberapa filsuf lain kemudian disbanding-bandingkan dan ditimbang-timbang kembali sehingga dapat diberi tafsiran baru. Selanjutnya ia cari kebenaran dnegan jalan yang sangat rumit (kompleks).

0 komentar:

Posting Komentar