Pada wkatu Athena dipimpin oleh
Perikles kegiatan politik dan filsafat dapat berkembang dengan baik. Ada segolongan
kaum yang pandai berpidato (rethorika)dinamakan kaum sofis. Kegiatan mereka
adalah mengajarkan pengetahuan pada kaum muda. Yang menjadi objek
penyelidikannya bukan lagi alam tetapi manusia, sebagaimana yang dikatakan oleh
Prothagoras, Manusia adalah ukuran untuk segala-galanya. Hal ini ditentang oleh
Socrates dengan mengatakan bahwa yang benar dan yang baik harus dipandang
sebagai niali-nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua orang. Akibat ucapannya
tersebut Socrates dihukum mati.
Hasil pemikiran Socrates dapat
dikemukakan pada muridnya Plato. Dalam filsafatnya Plato mengatakan: realitas
seluruhnya terbagi atas dua dunia yang hanya terbuka bagi pancaindra dan dunia
yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dunia yang pertama adlaah dunia jasmani dan
yang kedua dunia ide.
Pendapat tersebut dikritik oleh
Aristoteles dengan mengatakan bahwa yang ada itu adalah manusia-manusia yang konkret.
‘ide manusia’ tidak terdapat dalam kenyataan. Aristoteles adalah filsuf realis,
dan sumbangannya kepada perkembangan ilmu pengetahuan besar sekali. Sumbangan yang
sampai sekarang masih digunakan dalam ilmu pengetahuan adalah mengenai
abstraksi, yakni aktivitas rasional di mana seseorang memperoleh pengetahuan. Menurut
Aristoteles ada tiga macam abstraksi, yakni abstraksi fisis, abstraksi
matematis, dan metafisis.
Abstraksi yang ingin menangkap
pengertian dengan membuang unsur-unsur individual untuk mencapai kualitas
adalah abstraksi fisis. Sedangkan abstraksi di mana subjek menangkap unsur
kuantitatif dengan menyingkirkan unsur kualitatif disebut abstra ksi matematis. Abstraksi di mana seseorang
menangkap unusr-unsur yang hakiki dengan mengesampingkan unsur-unsur lain
disebut abstraksi metafisis. (Harry Hamersma, 1983)
Teori Aristoteles yang cukup terkenal
adalah tentang materi dan bentuk. Keduanya ini merupakan prinsip-prinsip
metafisis, materi adalah prinsip yang tidak ditentukan, sedangkan bentuk adalah
prinsip yang menentukan. Teori ini terkenal dengan sebutan Hylemorfisme. (K.
Bertens, 1988, hlm. 11-16)
0 komentar:
Posting Komentar