Selasa, 06 Desember 2016

Ilmu-ilmu Empiris Secara Lebih Khusus


        Ilmu-ilmu empiris secara lebih khusus menurut Berling ada tiga, yakni ilmu alam, ilmu hayat, dan ilmu manusia.
        Kalau alam ini di sini dimaksudkan alam tidak hidup (alam anorganik), maka ilmu alam mencakup antara lain ilmu fisika, kimia, astronomi, geologi. Cara berpikir dan bekerja di dalam ilmu alam, selalu ditandai dengan observasi, teori dan ekperimen yang satu sama lain terjaring dalam hubungan yang erat. Lewat pengamatan (observasi) yang banyak jumlahnya. Ilmu alam sebagai ilmu empiris memperoleh seluruh bahannya dari alam kenyataan. Namun demikian, peneliti atau ilmuwan tidak dengan mudah dapat menangkap objek-objeknya dan memperoleh seluruh bahannya karena observasi empiris itu mempunyai struktur yang rumit. Karena jangkauan observasi empiris manusia selalu terbatas sifatnya, dibandingkan dengan dimensi-dimensi alam, maka observasi itu perlu diperluas, diperkuat, dilengkapi dan ditunjang oleh penggunaan sarana canggih, pengandaian teorotis, kemampuan merumuskan hasil observasi secara logis rasional.
        Melihat watak ilmu alam dia atas, kiranya dapat ditarik perbandingan antara ilmu alam dnegan ilmu hayat dengan ilmu jiwa (psikologi) serta ilmu kemasyarakatan (sosiologi):
1.    Jarak antara subjek objek dalam ilmu alam lebih besar ketimbang jarak subjek dan objek dalam ilmu hayat. Demikian juga jarak antara subjek dan objek dalam ilmu hayat lebih besar daripada jarak subjek dan objek dalam psikologi.
2.   Lingkungan objeknya pun berkurang dalam urutan yang sama. Dalam ilmu alam, subjek meninjau objeknya dalam jarak yang lebih besar dan lebih besar dan lebih banyak menyorotnya dari luar.

0 komentar:

Posting Komentar