Ilmu-ilmu empiris secara lebih khusus
menurut Berling ada tiga, yakni ilmu alam, ilmu hayat, dan ilmu manusia.
Kalau
alam ini di sini dimaksudkan alam tidak hidup (alam anorganik), maka ilmu alam
mencakup antara lain ilmu fisika, kimia, astronomi, geologi. Cara berpikir dan
bekerja di dalam ilmu alam, selalu ditandai dengan observasi, teori dan
ekperimen yang satu sama lain terjaring dalam hubungan yang erat. Lewat
pengamatan (observasi) yang banyak jumlahnya. Ilmu alam sebagai ilmu empiris
memperoleh seluruh bahannya dari alam kenyataan. Namun demikian, peneliti atau
ilmuwan tidak dengan mudah dapat menangkap objek-objeknya dan memperoleh
seluruh bahannya karena observasi empiris itu mempunyai struktur yang rumit.
Karena jangkauan observasi empiris manusia selalu terbatas sifatnya,
dibandingkan dengan dimensi-dimensi alam, maka observasi itu perlu diperluas,
diperkuat, dilengkapi dan ditunjang oleh penggunaan sarana canggih, pengandaian
teorotis, kemampuan merumuskan hasil observasi secara logis rasional.
Melihat
watak ilmu alam dia atas, kiranya dapat ditarik perbandingan antara ilmu alam
dnegan ilmu hayat dengan ilmu jiwa (psikologi) serta ilmu kemasyarakatan
(sosiologi):
1.
Jarak
antara subjek objek dalam ilmu alam lebih besar ketimbang jarak subjek dan
objek dalam ilmu hayat. Demikian juga jarak antara subjek dan objek dalam ilmu
hayat lebih besar daripada jarak subjek dan objek dalam psikologi.
2.
Lingkungan
objeknya pun berkurang dalam urutan yang sama. Dalam ilmu alam, subjek meninjau
objeknya dalam jarak yang lebih besar dan lebih besar dan lebih banyak menyorotnya
dari luar.
0 komentar:
Posting Komentar