Selasa, 06 Desember 2016

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Karl Raimund Popper


Karl Popper lahir di Wina, Austria. Ia dikenal sebagai filsuf yang sangat berpengaruh dibidang sains dan politik. Sedemikian pengaruhnya sehingga Sir Peter Medewar, peraih nobel bidang kedokteran, mengatakan bahwa Karl Popper tak ada duanya sebagai filsuf ilmu terbesar yang pernah ada. Tak hanya Medewar, J. Monod dan Sir John Eccles, peraih nobel, juga mengakuinya. Karl Popper, selain ahli dibidang sains dan politik, juga dikenal sebagai seorang yang ahli matematika dan astronomi teoritis. Buku yang paling berpengaruh adalah The Open Society and Its Enemies (1950).
Beberapa gagasan dasar lingkungan wina. Pertama tama-tama ia ,menentang pembedaan antara ungkapan yang disebut bermakna (meaningful) dari yang tidak bermakna (meaningless) berdasarkan kriterium dapat tidak nya di benarkan secara empiris. Pokok demarkasi terletak pada ada tidaknya dasar empiris bagi ungkapan bersangkutan. Poper tidak dapat di tentukan berdasarkan asas pembenaran yang dianut positivisme logis. Ciri ilmiah ialah bahwa dapat di buktikan salah (it can be falsified) untuk mencapai pandangan ini poper menggunakan kebenaran logis yang sebenarnya sederhana sekali. Dalam perkataan popper sendiri : “Dengan observasi terhadap angsa-angsa putih, betapapun besar jumlahnya, orang tidak dapat sampai pada kesimpulan bahwa semua angsa berwarna putih, tetapi sementara itu cukup satu kali observasi terhadap seekor angsa hitam untuk menyangkal pendapat tadi.
Menurut Popper dengan cara itulah hukum-hukum ilmiah berlaku : bahwa bukannya dapat dibenarkan melainkan dapat dibuktikan salah. Popper beranggapan bahwa suatu teori baru akan diterima kalau sudah ternyata bahwa ia dapat meruntuhkan teori lama yang ada sebelumnya. Pengujian kedua kekuatan teori itu akan dilakukan melalui suatu tes empiris, yaitu tes yang direncanakan untuk membuktikan salah apa yang diujinya. Disini pengetahuan maju bukan karena akumulasi pengetahuan, melainkan lewat proses eliminasi yang semakin keras terhadap kemungkinan kekeliruan dan kesalahan. Maka ilmu pengetahuan maju dengan cara kian mendekati. Ini berarti menyangkut error elimination terus-menerus.

0 komentar:

Posting Komentar