Purva Mimamsa didirikan oleh Jaimini. Pada mulanya Mimamsa
bukan merupakan sistem filsafat, melainkan usaha untuk menjelaskan hakikat
hukum, peraturan atau kewajiban (dharma), yang menurut sistem ini terdiri atas
ketaatan terhadap perintah Veda dan larangan-larangannya.
Veda megajarkan
orang untuk berkurban untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Lalu Mimamsa
bertanya: bagaimana mungkin kurban bisa mendatangkan kebahagiaan? Ini akhirnya
membawa hakiki diri, Tuhan dan perbuatan (karma).
Penganut Mimamsa disebut Mimamsaka. Kelompok Mimamsaka yang
terkenal adalah Kumarila dan Prabhakara, yang mengembangakn metafisika dan epistemology
sendiri. Prabhakara menerima delapan kategori yakni: substansi, kualitas,
perbuatan atau aksi, universal, inheren, energi (sakti), persamaan, dan jumlah.
Hakikat diri adalah kesadaran, ukan kebahagiaan. Upacara kurban
dianggap sebagai sarana untuk mencapai keselamatan. Karma (perbuatan, termasuk
penyelenggaraan kurban) merupakan daya yang tak kelihatan, apurva, umum yang
membawa orang kepada keselamatan.
Konsep tentang
Tuhan justru berasal dari konsep tentang karma sebagai penjamin keselamatan. Tuhan
dilihat sebagai penjaga prinsip karma. Tuhan adalah prinsip karma, hukum atau
peraturan, yang isisnya termuat dalam Veda. Tekanan pada Veda ini terpusat pada
bagian pertama Veda, yakni mantramantra dan Brahmana. Inilah yang membedakannya
dari Uttara Mimamsa, Purva Mimamsa mendasarkan diri pada Veda, sebaliknya
Uttara Mimamsa mendasarkan diri pada Upanishad.







0 komentar:
Posting Komentar