Dalam
sejarah Cina, periode Dinasi Manzhi (1644 – 1911) dan pemerintahan Republik
(1911) ditandai skeptisisme. Semua pranata yang sudah mapan, perkawinan,
keluarga, masyarakat, Negara, hukum, dipertanyakan. Masa ini sering
dibandingkan dengan zaman Renaissance di Eropa.
Pada
periode ini, ada tiga tendensi dalam filsafat Cina, yakni:
a.
Pengaruh Filsafat Barat:
filsafat Barat mulai memasuki Cina, khususnya pragtisme dari John Dewey, dan
sesudahnya Karl Marx. Hak ini disebabkan oleh diterjemahkannya karya- karya
para pemikir Barat ke dalam bahasa Cina, seperti karya Leo Tolstoi, Hendrik
Ibsen, Guy de Mauoassant, Shelley, Emerson, Karl Marx dan Friedrich Engels.
Semua tokoh itu memberikan pengaruh besar bagi pembaruan kehidupan intelektual
Cina.
Filsafat bergandengan tangan dengan perkembangan
politik, sosial, religious dan artistic. Muncul para pemikir yang menekuni
studi linguistic dan krtik teks. Kuatnya pengaruh filsafat Barat itu ditopang
antara lain Hu Shi dan Chen Duziu. Mereka amat mengagumi Barat, menggunakan positivism
sebgai sumber inspirasi. Tujuan yang ingin dicapai adalah membuang
Konfusioniusme karena dianggap sama dengan konservatisme masa lampau yang
menghalangi gagasan- gagasan baru.
b.
Kecenderungan untuk
kembali kepada filsafat pribumi.
c.
Dominasi filsafat dan pemikiran
Karl Marx, Lenin dan Mao Tse Tung sejak tahun 1950.







0 komentar:
Posting Komentar