Tahap perkembangan ilmu
Ilmu dapat ditinjau dari skeumpulan
pengetahuan ilmiah, dan/atau sekumpulan aktivitas ilmiah, dan/atau metode
ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah. Perhatikan
perkembangan metode atau sumber dari pengetahuan. Berikut ini merupakan
perkembangan untuk mendapatkan pengetahuan, dimulai dari yang tidak ilmiah
menjadi metode ilmiah.
1.
Common sense (akal sehat)
·
Berakar pada adat dan
tradisi, menjadi kebiasaan dan pengulangan (landasan kurang kuat).
![]() |
·
Cenderung kabur dan
samar-samar.
·
Pengetahuan tidak teruji,
karena kesimpulan biasanya ditarik dengan asumsi yang tidak diuji dulu.
·
Didukung metode trial and error serta pengalaman.
2.
Seni
Applied art yang
mempunyai kegunaan langsung pada kehidupan badaniah dan fine art yang dapat memperkaya kegunaan spiritual. Sifat seni
adalah deskriptif dan fenomenologis serta ruang lingkupnya terbatas. Seni
bersifat subjektif, individual dan personal. Oleh karena itu seni mencoba
memberi makna sepenuhnya terhadap suatu objek. Komunikasi merupakan inti dari
seni.
3.
Rasionalisme
Pembuktian
kebenaran pengetahuan berdasarkan penalaran akal atau rasional atau menggunakan
logika deduktif. Premis dan proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir
rasionalisme. Berpikir dari yang sifatnya universal, kemudian mencoba melakukan
kesimpulan pada fenomena yang sifatnya spesifik.
Kelemahan
logika deduktif ini, sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan
fakta, sehingga sering diragukan bagi kelompok induktivisme.
4.
Empirisme
·
Jumlah observasi harus
besar.
·
Observasi harus
diulang-ulang pada variasi kondisi yang luas.
·
Keterangan observasi yang
sudah diterima, tidak boleh bertentangan dengan hukum universal yang menjadi kesimpulannya.
5.
Falsifikasionisme
Namun
suatu fakta/fenomena baru dapat menolak teori yang sudah ada atau menggagalkan
teori yang sudah ada. Kondisi ini dikenal dengan sebutan falsifikasi. Karl
Popper pada tahun 1919-20an menjelaskan metode yang dapat digunakan untuk
membantah dan menguji sebuah teori, dengan mendefinisikan kejadian atau
fenomena apa yang tidak mungkin terjadi, jika pernyataan ilmiah tersebut memang
benar.
6.
Relativisme
Pada
relativisme, teori dikatakan baik harus dinilai relative dari segi standar yang
diterima oleh masyarakat, sedangkan standar itu secara tipikal akan berlainan
sesuai dengan kultur dan historis masyarakat masing-masing. Untuk itu pada
akhir anilisisnya perlu pertimbangan aspek psikologis dan sosiologis.
7.
Pragmatis
John
Dewey menyatakan bahwa tidak perlu mempersoalkan kebenaran suatu pengetahuan,
melainkan sejauh mana kita dapat memecahkan persoalan yang timbul dalam
masyarakat.
8.
Filsafat Ilmu
Filsafat meletakan dasar-dasar
suatu pengetahuan. Landasan berpikir filsafat menggunakan metode analisis dan
sintesis. Analisis pengetahuan yang dihasilkan dari berpikir rasionalisme dna
empirisme, kemudian dilakukan suatu sintesis baru merupakan kajian filsafta
ilmu. Filsafat ilmu juga mempelajari metode setiap ilmu sehingga menghasilkan pengetahuan
yang benar.








0 komentar:
Posting Komentar