Senin, 21 November 2016

Perkembangan Metode Ilmu


Tahap perkembangan ilmu
          Ilmu dapat ditinjau dari skeumpulan pengetahuan ilmiah, dan/atau sekumpulan aktivitas ilmiah, dan/atau metode ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah. Perhatikan perkembangan metode atau sumber dari pengetahuan. Berikut ini merupakan perkembangan untuk mendapatkan pengetahuan, dimulai dari yang tidak ilmiah menjadi metode ilmiah.
1.     Common sense (akal sehat)
·         Berakar pada adat dan tradisi, menjadi kebiasaan dan pengulangan (landasan kurang kuat).
 



·         Cenderung kabur dan samar-samar.
·         Pengetahuan tidak teruji, karena kesimpulan biasanya ditarik dengan asumsi yang tidak diuji dulu.
·         Didukung metode trial and error serta pengalaman.
2.    Seni
Applied art yang mempunyai kegunaan langsung pada kehidupan badaniah dan fine art yang dapat memperkaya kegunaan spiritual. Sifat seni adalah deskriptif dan fenomenologis serta ruang lingkupnya terbatas. Seni bersifat subjektif, individual dan personal. Oleh karena itu seni mencoba memberi makna sepenuhnya terhadap suatu objek. Komunikasi merupakan inti dari seni.
3.    Rasionalisme
Pembuktian kebenaran pengetahuan berdasarkan penalaran akal atau rasional atau menggunakan logika deduktif. Premis dan proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Berpikir dari yang sifatnya universal, kemudian mencoba melakukan kesimpulan pada fenomena yang sifatnya spesifik.
     Kelemahan logika deduktif ini, sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan fakta, sehingga sering diragukan bagi kelompok induktivisme.
4.    Empirisme
·         Jumlah observasi harus besar.
·         Observasi harus diulang-ulang pada variasi kondisi yang luas.
·         Keterangan observasi yang sudah diterima, tidak boleh bertentangan dengan hukum universal yang menjadi kesimpulannya.
5.    Falsifikasionisme
Namun suatu fakta/fenomena baru dapat menolak teori yang sudah ada atau menggagalkan teori yang sudah ada. Kondisi ini dikenal dengan sebutan falsifikasi. Karl Popper pada tahun 1919-20an menjelaskan metode yang dapat digunakan untuk membantah dan menguji sebuah teori, dengan mendefinisikan kejadian atau fenomena apa yang tidak mungkin terjadi, jika pernyataan ilmiah tersebut memang benar.
6.    Relativisme
Pada relativisme, teori dikatakan baik harus dinilai relative dari segi standar yang diterima oleh masyarakat, sedangkan standar itu secara tipikal akan berlainan sesuai dengan kultur dan historis masyarakat masing-masing. Untuk itu pada akhir anilisisnya perlu pertimbangan aspek psikologis dan sosiologis.
7.    Pragmatis
John Dewey menyatakan bahwa tidak perlu mempersoalkan kebenaran suatu pengetahuan, melainkan sejauh mana kita dapat memecahkan persoalan yang timbul dalam masyarakat.
8.    Filsafat Ilmu
Filsafat meletakan dasar-dasar suatu pengetahuan. Landasan berpikir filsafat menggunakan metode analisis dan sintesis. Analisis pengetahuan yang dihasilkan dari berpikir rasionalisme dna empirisme, kemudian dilakukan suatu sintesis baru merupakan kajian filsafta ilmu. Filsafat ilmu juga mempelajari metode setiap ilmu sehingga menghasilkan pengetahuan yang benar.


0 komentar:

Posting Komentar